Perbandingan Pertanggung-jawaban Pidana terhadap Pelaku Perzinahan Berdasarkan Hukum Pidana Islam Ditinjau dari Perspektif Qanun Aceh Nomor 6 Tahun 2014 dan Hukum Pidana dari Perspektif KUHP

Studi Kasus Putusan Mahkamah Syar’iyah Banda Aceh Perkara Jinayat Nomor 67/JN/2019/Ms.Bna

Authors

  • Ananda Kasmarani Sumby Universitas Nusa Cendana
  • Rudepel Petrus Leo Universitas Nusa Cendana
  • Sigit Prabowo Sonbait Universitas Nusa Cendana

DOI:

https://doi.org/10.58192/eksekusi.v2i4.1526

Keywords:

Criminal Responsibility, Islamic Law, Adultery

Abstract

Adultery in Indonesia is discussed from two legal perspectives: Islamic Law (Qanun Jinayah) and Criminal Law from the perspective of the Criminal Code (KUHP). Each has different approaches and rules in regulating criminal liability for adultery. Adultery is considered a betrayal of marriage. The perpetrator of adultery is considered to have abused the trust of his/her spouse and violated the sacred promise of marriage. The type of research the author uses is normative juridical research (library research). This research is also called a document study conducted by examining legal materials by examining theories, concepts and laws and regulations related to this writing through literature studies. The purpose of this research is to understand and develop knowledge about the concept of adultery in Islamic criminal law and to study how the comparison of responsibility for adultery offenders in Islamic criminal law and Indonesian criminal law. The results showed that the punishment contained in Qanun Aceh Number 6 of 2014 is flogging. While Article 284 of the Criminal Code complaints must be made before the expiration of the prosecution period, which is six months from the time the husband or wife finds out about the adultery. Because in addition to the perpetrator of adultery getting a maximum imprisonment of nine months, he can also be subject to a maximum fine of Rp 15,000,000.

References

Buku

Ali, Z. (2006). Hukum Islam Pengantar Ilmu Hukum Islam di Indonesia. Sinar Grafika.

Atmasasmita. (2000). Perbandingan Hukum Pidana. Mandar Maju.

Fakultas Hukum Universitas Nusa Cendana. (2015). Pedoman Penulisan Skripsi. Universitas Nusa Cendana.

Hamzah, A. (2019). Pendidikan Agama Islam untuk Perguruan Tinggi. Alfabeta.

Millah, S., & Jahar, A. S. (2019). Dualisme Hukum Perkawinan Islam di Indonesia Fiqh dan KHI. Amzah.

Projodikoro, W. (2003). Tindak-Tindak Pidana Tertentu di Indonesia. PT Refika Aditama.

Soekanto, S. (2021). Pengantar Penelitian Hukum. Penerbit Universitas Indonesia.

Soekanto, S., & Mamudji, S. (2019). Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat. Rajawali Pers.

Sudarsono. (1991). Hukum Perkawinan Nasional. Rineka Cipta.

Sulistiani, L. S. (2016). Kejahatan dan Penyimpangan Seksual dalam Perspektif Hukum Islam dan Hukum Positif Indonesia. Nuansa Aulia.

Supriadi, C. W. (2002). Hukum Perkawinan Indonesia dan Belanda. CV Mandar Maju.

Tahir, P., & Handayani, D. (2021). Hukum Islam. Sinar Grafika.

Zulkarnaen, & Mayaningsih, D. (2017). Hukum Acara Peradilan Agama di Indonesia. Pustaka Setia.

Jurnal

Friwarti, S. D., & Fadhlianti, E. (2023). Perbandingan sanksi bagi pelaku perzinahan menurut Kitab Undang-Undang Hukum Pidana dan Qanun Jinayat. Jurnal Ilmiah Prodi Muamalah, 15(2).

Harahap, C. S. (2018). Sanksi bagi pelaku zina: (Perbandingan Qanun No. 6 Tahun 2014 dan Enakmen Jinayah Syariah Negeri Selangor No. 9 Tahun 1995 Seksyen 25). Pelita: Jurnal Kajian Ilmu Hukum dan Syariah, 3(2).

Hidayat, I. (2016). Analisis normatif tindak pidana perzinahan dilihat dalam perspektif hukum Islam. Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi, 16(1).

Nata, R., & Ain, W. (2015). Perbandingan zinah (overspel) dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) dan zinah (hubungan luar kawin) dalam hukum Islam. Lex Jurnalica, 12(1).

Rozah, U. I., & Erlyn. (2019). Delik zina: Unsur substansial dan penyelesaiannya dalam masyarakat adat Madura. Masalah-Masalah Hukum, 48(4).

Peraturan Perundang-undangan

Undang-undang Nomor 1 Tahun 1946 tentang Peraturan tentang Kitab Undang-undang Hukum Pidana.

Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 76).

Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 1).

Qanun Aceh Nomor 6 Tahun 2014 tentang Hukum Jinayat (Lembaran Aceh Tahun 2014 Nomor 7).

Peraturan Gubernur No. 10 Tahun 2005 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan 'Uqubat Cambuk (Lembaran Daerah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2005 Nomor 6).

Published

2024-10-04

How to Cite

Ananda Kasmarani Sumby, Rudepel Petrus Leo, & Sigit Prabowo Sonbait. (2024). Perbandingan Pertanggung-jawaban Pidana terhadap Pelaku Perzinahan Berdasarkan Hukum Pidana Islam Ditinjau dari Perspektif Qanun Aceh Nomor 6 Tahun 2014 dan Hukum Pidana dari Perspektif KUHP: Studi Kasus Putusan Mahkamah Syar’iyah Banda Aceh Perkara Jinayat Nomor 67/JN/2019/Ms.Bna. Eksekusi : Jurnal Ilmu Hukum Dan Administrasi Negara, 2(4), 161–174. https://doi.org/10.58192/eksekusi.v2i4.1526

Similar Articles

<< < 1 2 3 4 5 6 7 8 > >> 

You may also start an advanced similarity search for this article.