Kajian Penyusutan Luas Kawasan Hutan Sagu di Kampung Nendali Distrik Sentani Timur Kabupaten Jayapura

Authors

  • Semuel D. Rorrong Universitas Cenderawasih Jayapura Papua
  • Terianus Luther Safkaur Universitas Cenderawasih Jayapura Papua
  • Lazarus Ramandei Universitas Cenderawasih Jayapura Papua

DOI:

https://doi.org/10.55606/srj-yappi.v2i5.1540

Keywords:

Sago Forest, Shrinkage, Nendali Village, Jayapura Regency

Abstract

The sago plant (Metroxylon sago) is native to Southeast Asia and thrives in swampy areas and riverbanks in Indonesia, with centers of distribution in Papua, Maluku, Sulawesi and Riau. In Papua, sago plays an important role in the social, economic and ecological aspects of the local community, as well as being a staple food consumed for generations. However, rapid development in Jayapura Regency, especially in Nendali Village, threatens the sustainability of the sago forest. This research uses a descriptive method to evaluate the existing condition of sago forest shrinkage through observation, interviews, and documentation. The results showed that development activities have caused the sago forest area to shrink by 114,629.76 m² between 2015 and 2020. Sago forests were converted into built-up land and open land, which amounted to 5,864.59 m² and 5,284.53 m² respectively. The SWOT analysis revealed that despite internal weaknesses, opportunities for sago forest protection exist through existing regulations. Thus, it is expected that the Jayapura District Regulation can be a reference in sustainable development and protection of sago forests for the welfare of local communities.

References

Alkadri. (2001). Manajemen teknologi untuk pengembangan wilayah (Edisi revisi).

Anonim. (2015). Informasi spesialite obat Indonesia, Volume 49 2014 s/d 2016. Jakarta: PT ISFI Penerbitan.

Botanri, S., Setiadi, D., Guhardja, E., Qayim, I., & Prasetyo, L. B. (2011). Studi ekologi tumbuhan sagu (Metroxylon spp.) dalam komunitas alami di Pulau Seram, Maluku. Jurnal Penelitian Hutan Tanaman, 8(3), 135-145. https://doi.org/10.20886/jpht.2011.8.3.135-145

Bungin, B. (2008). Metodologi penelitian kualitatif. Jakarta: Kendana Pemuda Media Group.

Cooke, P. (1983). Theory of planning and spatial development. London: Hutchinson and Co Publisher LTD. https://doi.org/10.4324/9781315307954

Deinum, H. K. (1948). Sago. Dalam C. J. J. Van Hall & C. van de Koppel, De landbouw in de Indische Archipel, Deel IIA (pp. 604–621). N.V. Uitgeverij W. Van Hoeve.

Fauziah, L. N. (2005). Alih fungsi tanah pertanian menjadi tanah non-pertanian (Studi komparatif Indonesia dan Amerika). Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.

Hariyanto, & Suryono. (2011). Belajar dan pembelajaran teori dan konsep dasar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Heyne, K. (1950). De nuttige planten van Indonesia, Deel I. N.V. Uitgeverij W. van Hoeve’s-Gravenhage.

Ibrahim, K., & Gunawan, H. (2015). Dampak kebijakan konversi lahan sagu sebagai upaya mendukung program pengembangan padi sawah di Kabupaten Halmahera Barat, Maluku Utara. Prosiding Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia, 1(5), 1064–1074.

Kustiawan, I. (1997). Konversi lahan pertanian di Pantai Utara Jawa. Prisma, No. 1 Tahun 1997. Pustaka LP3ES.

Lestari, T. (2009). Dampak konversi lahan pertanian bagi taraf hidup petani. Makalah Kolokium, Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat. Institut Pertanian Bogor.

Limbongan, J. (2007). Morfologi beberapa jenis sagu potensial Papua. Jurnal Litbangtan, 26(1), 16–24.

Moleong, L. J. (2001). Metodologi penelitian kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Moleong, L. J. (2007). Metodologi penelitian kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nelson, L. (1955). Rural sociology. New York: American Book Company.

Nur, I., & Supomo, B. (2013). Metodologi penelitian bisnis untuk akuntansi dan manajemen. Yogyakarta: BPFE.

Okazaki, S., & Taylor, C. R. (2013). Social media and international advertising: Theoretical challenges and future directions. International Marketing Review, 30(1), 56–71. https://doi.org/10.1108/02651331311298573

Peraturan Daerah Kabupaten Jayapura Nomor 03 Tahun 2000 tentang Pelestarian Kawasan Hutan Sagu.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2002 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan, serta Pemanfaatan Hutan.

Perhutani. (2002). Petunjuk pelaksanaan pengelolaan sumber daya hutan bersama masyarakat di Unit I Jawa Tengah. Semarang: Biro Pembinaan Sumberdaya Hutan.

Republik Indonesia. (1999). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan.

Republik Indonesia. (2000). Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2000 tentang Perlindungan Sagu di Kabupaten Jayapura.

Sakiynah, N., Ralibi, T., Achmad, & Setyawan, H. (2013). Desain pabrik pengolahan tepung sagu. Jurnal Teknik POMITS, 2(1).

Soekartiko, B. (1980). Pengalaman pengembangan tumpangsari intensif di kawasan hutan. Makalah disampaikan dalam Seminar Pengalaman dengan Agroforestry di Jawa. Yogyakarta: Fakultas Kehutanan UGM.

Sugiyono. (2012). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Supriyadi, A. (2004). Kebijakan alih fungsi lahan dan proses konversi lahan (Studi kasus: Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur). Skripsi. Institut Pertanian Bogor.

Syahdima, E., Yuniati, & Pitopang, R. (2013). Kajian etnobotani tumbuhan sagu (Metroxylon spp. Arecaceae) pada masyarakat Desa Radda Kecamatan Baebunta Kabupaten Luwu Utara Provinsi Sulawesi Selatan. Biocelebes, 7(1), 17–26.

Wahyunto, M. Z., Abidin, Z., Priyono, A., & Sunaryo. (2001). Studi perubahan penggunaan lahan di Sub DAS Citarik, Jawa Barat dan DAS Kaligarang, Jawa Tengah. Departemen Pertanian, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat. Bogor.

Zainab, N., et al. (2013). Production of fire-retardant sound-absorbing. Journal of Tropical Forest Science, 25(4), 510–515.

Published

2024-10-15

How to Cite

Semuel D. Rorrong, Terianus Luther Safkaur, & Lazarus Ramandei. (2024). Kajian Penyusutan Luas Kawasan Hutan Sagu di Kampung Nendali Distrik Sentani Timur Kabupaten Jayapura. Student Research Journal, 2(5), 62–78. https://doi.org/10.55606/srj-yappi.v2i5.1540

Similar Articles

1 2 3 4 > >> 

You may also start an advanced similarity search for this article.

Most read articles by the same author(s)