Dinamika Urusan Pemerintahan Konkuren pada Pemerintahan Daerah
DOI:
https://doi.org/10.55606/eksekusi.v3i1.1749Keywords:
Concurrent Government Affairs, Dynamics, Regional GovernmentAbstract
This study aims to analyze the dynamics of concurrent government affairs in regional governments based on Law Number 23 of 2014 concerning Regional Government. Regional autonomy gives regions the right to manage and regulate their own government affairs, including the division of authority between the central, provincial, and district/city governments. However, the implementation of this division of authority is often faced with challenges, such as conflicts of authority between the central and regional governments, as well as the impact of changes in authority from district/city to province which result in increased budget burdens. This study uses a legislative and conceptual approach, with data collected through literature studies. The results of the study show that although Law Number 23 of 2014 provides a clear legal basis, implementation practices in the field are often not aligned, causing dissatisfaction and slowing down development. Conflicts of authority, unclear division of tasks, and differences in interpretation of regional authority worsen this condition. Therefore, this study suggests the importance of close cooperation between the central and regional governments, as well as the need for clearer and more uniform guidelines in policy implementation, in order to realize an effective and efficient government system.
References
Alfarid, A., Junior, C. T., & Rahmadani, P. (2022). Implikasi penetapan adat Basandi Syarak - Syarak Basandi Kitabullah dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2022 tentang Sumatra Barat terhadap politik hukum pemerintah daerah Sumatra Barat. Rewang Rencang: Jurnal Hukum Lex Generalis, 3(10).
Azhar, M. A. (2022). Dinamika urusan konkuren antar pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam sistem desentralisasi. Renaissance, 7(3), 648–660.
Bihuku, S. (2018). Urusan pemerintahan konkuren menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Lex Administratum, 6(1), 38–45.
Budiyono, Muhtadi, & Firmansyah, A. A. (2015). Dekonstruksi urusan pemerintahan konkuren dalam Undang-Undang Pemerintahan Daerah. Kanun Jurnal Ilmu Hukum, (67), 419–432.
Harun, H. (2018). Penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah: Studi penyelenggaraan urusan bidang pendidikan menengah di Kota Palopo Provinsi Sulawesi Selatan. Jurnal Dialektika, 3(1), 33–54.
Hidayat, M., & Rahmatul, R. (2022). Implementasi aplikasi bangkit dalam validasi dan verifikasi angka kemiskinan: Studi di Kecamatan Lemahsugih, Kabupaten Majalengka. Jurnal Ilmiah Administrasi Pemerintahan Daerah.
Maulidiah, S., & Husnah, A. (2018). Penyelenggaraan urusan pemerintahan konkuren pada pemerintahan daerah Kabupaten Siak. Jurnal Wedana, 4(2), 523–533.
Muin, F. (2022). Otonomi daerah dalam perspektif pembagian urusan pemerintah-pemerintah daerah dan keuangan daerah. Fiat Justisia, 15(1).
Nuraini, S. (2020). Evaluasi kembali tata kelola pemerintahan daerah di Indonesia. Temali: Jurnal Ilmu Pemerintahan, 3(2).
Said, A. R. A. (2015). Pembagian kewenangan pemerintah pusat-pemerintah daerah dalam otonomi seluas-luasnya menurut UUD 1945. Jurnal Ilmu Hukum, 9(4).
Sandi, J. R. A. (2020). Dilema pelaksanaan urusan pemerintahan umum di kecamatan oleh camat. Restorica: Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi Negara dan Ilmu Komunikasi, 6(2), 43–55.
Sari, D. (2022). Peran pemerintah daerah dalam pelaksanaan otonomi daerah. Jurnal Ilmiah Administrasi Pemerintahan Daerah, 5(1).
Uluputty, I. (2018). Analisis perencanaan pembangunan urusan pemerintahan umum. Jurnal Manajemen Pembangunan, 5(1), 37–57.
Wahyu, R. (2022). Diskrepansi sistem pemerintahan daerah khusus Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. Jurnal Studi Kebijakan Publik, 1(1).
Wicaksono, D. A., & Rahman, F. (2020). Penafsiran terhadap kewenangan mengatur pemerintahan daerah dalam melaksanakan urusan pemerintahan melalui pembentukan peraturan daerah. NEGARA HUKUM, 11(2), 231–248.
